Dzikiran Setelah Sholat Tahajud : Inilah dzikir dan doa sesudah sholat tahajud
inilah doa yang dibaca setelah melakukan sholat tahajud |
Shalat Tahajud merupakan amalan sepertiga malam yang dapat kita rasakan sendiri manfaat dan keutamaannya. dan kita hendaknya tidak melewatkan salat sunah ini, begitu juga dengan ibadah-ibadah lainnya lengkap dengan dzikir dan doa sesudah nya.
Meskipun demikian, bukan berarti salat tahajud harus dilakukan setelah bangun tidur, karena siapa pun bisa melakukannya mulai dari setelah salat isya hingga salat subuh tiba. Jika dikhawatirkan tidak bisa bangun pada sepertiga malam karena kelelahan yang luar biasa, maka bisa dilakukan lebih awal dan itu jauh lebih baik.
Setelah itu, dianjurkan bagi kita untuk Dzikiran dan berdoa, atau memohon kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Apa saja doa yang dianjurkan dan bagaimana cara membacanya setelah melaksanakan salat Tahajud?
Dzikiran Setelah Sholat Tahajud beserta Artinya
Salah satu kebiasaan dalam rangkaian shalat yang tidak boleh diabaikan adalah dzikiran. Hal ini berlaku bahkan setelah melaksanakan salat malam (tahajud). Hal ini karena dzikiran akan memberikan ketenangan dan pahala yang besar dari Allah. Bahkan disebutkan dalam Surat At-Thur ayat 49 untuk "Bertasbihlah kepada-Nya pada waktu-waktu tertentu di malam hari dan pada sisi-sisi siang hari, agar kamu mendapat ketenangan." Salah satu zikir yang dilakukan setelah melaksanakan salah satu ibadah malam, qiyamul lail, adalah:
لا إلهَ إلاَّ اللَّه وحْدهُ لاَ شَرِيكَ لهُ، لَهُ المُلْكُ، ولَهُ الحمْدُ، وَهُو عَلَى كُلِّ شَيءٍ قَدِيرٌ
“Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah. Lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qadiir”
(Tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan & bagi-Nya segala puji, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu).
Hal ini didukung oleh hadits Bukhari yang mengatakan bahwa Nabi saw. bersabda, "Barang siapa yang mengucapkan 'Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syaarikalah(u), lahul mulku wa lahul hamd(u) wa huwa 'alaa kulli syai'in qadiir' seratus kali, akan mendapatkan pahala seperti membebaskan sepuluh budak, dan akan dicatat seratus kebaikan, serta seratus dosa akan dihapus dari catatan amalnya. Ucapan tersebut juga akan menjadi perisai dari setan pada hari itu hingga malam hari, dan tidak ada yang bisa mengalahkan amal kebaikannya kecuali orang yang melakukan amal yang lebih baik darinya
Kemudian di lanjutkan dengan membaca:
سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر لا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم
“subhanallah wal alhamdulillah wa laa ilaaha illallah, wa allahu akbar, Laa haula walaa quwwata illaa billaahil’aliyyil’azhim, wa la khaula wa la kuwwata illa billah”
(Maha Suci Allah dan segala puji bagi Allah dan tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Allah Maha Besar dan tiada daya serta kekuatan kecuali pertolongan Allah).
Lantas kita baca juga
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لااله الا انت أستغفرك وأتوب اليك
"subhanakallahumma wabihamdika asyhadu an laa ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika."
(HR An Nasa'i)
yang artinya:
(Ya Allah, Engkau Maha Suci. Aku memuji-Mu dan bersaksi bahwa hanya Engkau yang berhak untuk disembah. Aku memohon ampunan dan bertaubat kepada-Mu.)
Bacaan dzikiran dan doa yang disebutkan di atas biasanya dibaca atau bahkan diperdengarkan pada saat penutupan sebuah majelis atau disebut juga sebagai bacaan kafaratul majelis. Sekali lagi, seperti biasa, setelah shalat, kita harus banyak berdzikir dan mengucapkan takbir, tasbih, dan tahmid, serta berserah diri kepada Allah untuk memohon ampunan.
Sementara itu, untuk bacaan salat, kita bisa melafalkan beberapa kalimat yang mirip dengan yang dibaca oleh Nabi Muhammad.
اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُورُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ أَنْتَ الْحَقُّ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ وَوَعْدُكَ الْحَقُّ وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ وَالْبَعْثُ حَقٌّ وَالنَّبِيُّونَ حَقٌّ وَمُحَمَّدٌّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِكَ
“Allaahumma lakal hamdu anta qayyimus samawaati wal ardhi wa man fiihinna, wa lakal hamdu, laka mulku samaawaati wal ardhi wa man fiihinna, walakal hamdu, anta nuurus samaawaati wal ardhi wa man fiihinna, wa lakal hamdu, anta malikus samaawaati wal ardhi, wa lakal hamdu, antal haqq(u), wawa’dukal haqq(u), waliqaa uka haqq(un), waqauluka haqq(un), wal jannatu haqq(un), wan naaru haqq(un), wannabbiyuuna haqq(un), wa muhammadun sallaahu ‘alaihi wa sallama haqq(un), wassa’atu haqq(un).
Allaahumma laka aslamtu, wa bika aamantu, wa’alaika tawakkaltu, wa ilaika anabtu, wabika khaashamtu, wa ilaika haakamtu, faghfir lii maa qaddamtu wamaa akhrartu, wamaa asrartu wamaa a’lantu, antal muqaddimu wa antal muakhkhiru, laa ilaaha illaa anta wa la ilaha ghairuka, wa la hawla wa la quwwata illa billah(i)”
Artinya: “Ya Allah, bagi-Mu segala puji, Engkau penegak langit, bumi, beserta segala isinya. Bagi-Mu lah segala puji, kepunyaan Engkau lah kerajaan langit, bumi, dan seluruh isinya. Bagi-Mu lah segala puji, Engkau lah pemberi cahaya langit dan bumi dan seisinya. Bagi-Muvlah segala puji, Engkau lah Penguasa langit dan bumi. Bagi-Mu lah segala puji, Engkau lah Yang Maha Benar, janji-Mu benar, bertemu dengan-Mu adalah benar, firman-Mu benar, surga itu benar, neraka adalah benar (adanya), para nabi adalah benar, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam itu benar, kiamat adalah benar. Ya Allah, hanya kepada-Mulah aku berserah diri, Kepada-Mu lah aku beriman, dan kepada-Mu aku bertawakal.
Kepada-Mu aku kembali, kepada-Mu aku mengadu, dan kepada-Mu (hanya dengan Ajaran-Mu) aku berhukum. Maka, ampunilah dosaku yang telah lampau dan yang kemudian, yang aku sembunyikan dan terang-terangan, serta yang mana lebih Engkau ketahui daripada aku sendiri. Engkau lah yang memulai dan Engkau pula yang mengakhirkan, tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Engkau”
Bacaan di atas diperkuat oleh Hadits riwayat Tirmidzi No. 3499 Maktabatu Al Ma`arif Riyadh Hasan yang berbunyi “Dari Abu Umamah ia berkata; Rasulullah shallallahu wa`alaihi wa sallam ditanya: wahai Rasulullah, doa apakah yang paling didengar? Beliau lantas menjawab, “Doa di tengah malam terakhir, serta setelah sholat-sholat wajib.”
Itulah bacaan dzikir dan doa setelah melaksanakan sholat tahajud yang lengkap dengan arti, dalil, dan keutamannya. Semoga kita selalu diberikan umur yang penuh berkah agar dapat melaksanakan ibadah ini dengan baik.